Bos AirAsia Geram Soal Berita Pesawatnya Bermasalah Lagi
Pada Sabtu lalu AirAsia sempat bermasalah saat akan terbang ke Bandung
Senin, 5 Januari 2015 06:46
Oleh :
Ni Kumara Santi Dewi
CEO AirAsia, Tony Fernandes, saat
mengunjungi posko utama pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 di Lapangan
Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu 31 Desember
2014. (BangWarsanews/Ikhwan Yanuar)
BangWarsanews - Bos AirAsia, Tony Fernandes, mengaku kecewa dengan pemberitaan soal
insiden maskapainya yang mengalami masalah di Bandara Internasional
Juanda, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 3 Januari 2015. Pesawat dengan
nomor penerbangan QZ7633 itu terpaksa kembali ke apron bandara di saat
hampir siap untuk proses tinggal landas.
Stasiun berita Channel News Asia, Senin 5 Januari 2015
melaporkan media lokal di Malaysia dan Indonesia, penyebab dari kejadian
itu karena mesin pesawat mati. Hal itu diperparah dengan kesaksian
penumpang kepada stasiun televisi lokal yang mendengar adanya suara
keras di dalam pesawat.
Maka, sebagian besar penumpang pun ketakutan lantaran insiden jatuhnya pesawat AirAsia akan kembali terulang.
Namun, menurut Direktur Keselamatan dan Keamanan AirAsia Indonesia,
Raden Achmad Sadikin, insiden yang terjadi akhir pekan kemarin, hanya
peristiwa minor. Dia pun membantah adanya mesin pesawat yang mati
sehingga mengakibatkan burung besi jenis Airbus A320-200 itu gagal
terbang.
"Bukan disebabkan mesin pesawat mati. Pesawat memang ingin lepas
landas, tetapi unit daya tambahan (APU), yakni peralatan yang membantu
untuk menyalakan mesin, tiba-tiba mati," ungkap Sadikin.
Sementara, Bos AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko, di tempat
berbeda mengatakan pesawat tersebut akhirnya bisa tiba dengan selamat di
kota tujuan, yakni Bandung. Hal itu terjadi setelah pesawat melalui
sebuah pemeriksaan.
Tony pun mengungkapkan kekesalan melalui akun resmi Twitternya
ketika mendengar laporan awal bahwa mesin salah satu pesawat milik
maskapainya disebut tidak berfungsi. Dia bahkan menyebut berita tersebut
sebagai berita konyol dan hanya sekedar mencari sensasi.
"Tajuk pemberitaan konyol di Malaysia. Pesawat AirAsia Indonesia
tidak mengalami mati mesin. APU yang menjadi tenaga di permukaan darat
harus dinyalakan kembali," tulis Tony yang memulai bisnis penerbangan
pada tahun 2001 lalu.
Tony lalu meminta kepada semua staf yang bekerja di maskapainya
untuk tetap kuat dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan semacam itu.
"Fakta-fakta akan bermunculan. Seperti yang pernah saya katakan,
kami tetap tenang dan akan mengambil momen ini untuk tetap fokus kepada
keluarga penumpang. Waktu, akan menunjukkan seperti apa AirAsia
sesungguhnya," imbuh Tony.
Suara Keras
Salah satu media Malaysia yang memberitakan kejadian itu, The Star,
menyebut pesawat batal terbang saat mulai meluncur di landasan pacu.
Media itu menulis, saat ingin terbang, mesin pesawat tiba-tiba mati.
Penumpang yang berada di dalam pesawat tiba-tiba mendengar suara keras,
sehingga membuat mereka semakin ketakutan.
Salah satu penumpang yang mendengar suara keras tersebut, yakni Yusuf Fitriadi.
"Pesawat sudah siap dan bergerak, tetapi tiba-tiba terdengar suara
keras, suara mesin pesawat lalu menghilang dan pesawat bergerak ke
belakang. Kami terkejut dan panik saat berada di dalam pesawat," ungkap
Yusuf.
Burung besi itu lalu ditarik kembali di posisi semula diparkir.
Ratusan penumpang yang berada di dalamnya, lanjut Yusuf, lalu diminta
oleh pramugari untuk turun dari pesawat.
Pesawat seharusnya sudah berangkat pada Sabtu malam kemarin sekitar
pukul 21.00 WIB, namun ditunda. Dia menambahkan, para penumpang
kemudian diinformasikan bahwa penerbangan akan segera dilanjutkan,
setelah masalahnya berhasil ditangani.
Namun, sekitar 90 persen penumpang menolak naik pesawat yang sama,
karena khawatir akan terjadi masalah serupa. AirAsia lalu memberi ganti
rugi kepada para penumpang yang menolak untuk melanjutkan penerbangan.
(ren)